Minggu, 17 Oktober 2010

Sekamar 3 Pria Arab, Petugas Haji Digerebek

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia kesandung masalah asusila. Seorang petugas haji yang bekerja sebagai perawat, DS, terpaksa dipulangkan ke Indonesia karena kepergok berada di kamar bersama tiga pria Arab Saudi yang bekerja sebagai sopir.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah, Subakin Abdul Muthalib saat dikonfirmasi wartawan di kantornya, Madinah, Sabtu (16/10).

“Saya ingatkan kepada para petugas agar menjaga adab pergaulan. Kita kerja di sini harus mematuhi aturan Arab Saudi. Bersentuhan tangan apalagi masuk kamar yang bukan muhrim itu dilarang keras,” kata Subakin Abdul Muthalib.

Karena kasus tersebut, DS dipulangkan lewat Jeddah pada pukul 10.00 waktu Arab Saudi. Untuk memudahkan pemulangannya, suster asal Palembang, Sumatera Selatan yang berusia 25 tahun itu disuntik dengan obat penenang. Tidak disebutkan alasan mengapa pemulangannya harus disuntik dengan obat penenang.

Diceritakan oleh Subakin, pada Jumat (8/10) lalu, DS digerebek petugas Daker Madinah. Petugas Daker curiga karena ada suara laki-laki dan perempuan sedang tertawa di sebuah kamar. Padahal saat itu sedang waktunya untuk salat Jumat. Setelah digedor-gedor, perempuan yang pandai berbahasa Arab itu keluar dengan tidak mengenakan jilbab.

Subakin kemudian memerintahkan agar dilakukan pemeriksaan lanjutan. Dari pemeriksaan itu, kemudian dilakukan pembinaan terhadap sang perawat tersebut. Namun selama pembinaan, dirasakan akhlak DS tidak menunjukkan perbaikan yang signifikan. “Setelah dilakukan pembinaan, ternyata tidak mengalami perubahan,” katanya.

Subakin menegaskan, tindakan serta pemulangan DS bukanlah bentuk sikap semena-mena, tetapi semata-mata demi menjaga nama baik PPIH. “Ini untuk menjaga nama baik PPIH sehingga kita harus mengambil tindakan. Dari rapat kami usulkan dilakukan tindaklanjut agar dia dipulangkan saja,” katanya.

“Saya sudah rapat dengan pimpinan. Saya juga sudah tanya kepada tim kesehatan, ternyata dia (DS) lebih suka bergaul dengan komunitasnya di Arab,” ujar Subakin. Diperoleh informasi, sebelumnya DS pernah dua tahun bekerja sebagai perawat di RS King Fath, Madinah.

Seharusnya, kata Subakin, petugas lebih mengedepankan akhlak yang baik, namun yang dilakukan DS justru hal sebaliknya.

Sementara itu DS membantah telah melakukan tindakan asusila yang melanggar kontrak kerja sebagai petugas haji. Perempuan 25 tahun itu mengaku terpaksa masuk ke kamar tiga pria Arab yang bekerja sebagai sopir di Daker Madinah itu untuk menumpang ke kamar mandi.

“Kan air di BPHI (Balai Pengobatan Haji Indonesia) mati. Jadi saya numpang di sini,” jelas DS.

DS merasa difitnah atas tuduhan asusila tersebut. Menurutnya, yang mengunci kamar adalah para pria Arab itu. Ia juga merasa tidak ada yang salah dengan tertawanya. Ia tertawa karena para lelaki Arab itu memberinya sebuah lelucon.

“Itu semua fitnah. Saya bukan perempuan nakal. Saya sudah bersuami,” tegas DS.

Namun ketika diperiksa oleh petugas keamanan, DS mengakui melakukan tindak asusila tersebut. “Dia sudah berkali-kali melakukan tindakan yang sama. Dia dipecat dari RS King Fahd karena kasus yang sama juga,” kata Kepala Pengamanan Madinah, Kasmudi.

Kepala Perawat BPHI Martin Hartiningsih mempersilakan saja diberlakukan sanksi keras pada anak buahnya tersebut. Menurutnya, DS dianggap telah memalukan korps perawat. “Kita terima saja, apa yang terbaik untuk dia. Kalau dia bersalah, dipulangkan tidak masalah,” kata Martin.

Kesiapan 90 Persen

Sementara itu terkait informasi haji, dari Mekkah dilaporkan bahwa kesiapan pemondokan bagi jemaah haji Indonesia sudah mencapai 90 persen. Ada beberapa rumah yang masih ditempati, diharapkan Minggu (17/10) ini semua rumah yang akan dijadikan pemondokan bagi jemaah haji Indonesia itu sudah siap dihuni.

Kepala Daker Mekkah, Cepi Supriatna di Kantor Urusan Haji (KUH) Jeddah, Sabtu (16/10), mengakui ada 19 atau 20 rumah yang masih dihuni orang lain. Rumah-rumah itu baru akan dihuni jemaah Indonesia untuk Kelompok Terbang (Kloter) terakhir, katanya.

Pihak Daker Mekkah, kata Cepi, menetapkan batas waktu empat hari sebelum gelombang pertama jemaah haji Indonesia tiba di Kota Mekkah, maka kunci seluruh pemondokan dan kamar sudah di tangan petugas.

“Setiap hari terlihat kesibukan pengecekan bergilir di 374 rumah yang akan menampung 200.855 jemaah Indonesia,” kata Wakil Kepala Daker Mekah Bidang Perumahan, Ahmad Jauhari.

Ia mengaku telah melakukan pengecekan di setiap pemondokan untuk melihat sarana prasarana apakah sudah lengkap di setiap rumah.

“Pengecekan dari kamar ke kamar, setiap hari dilakukan petugas, kapasitas kamar kembali diperiksa, demikian juga dengan berapa jumlah tempat tidur yang tersedia, kondisi AC, kamar mandi, dan ketersediaan air,” ia menjelaskan.

Untuk melayani jemaah Indonesia, di Mekkah dibentuk 12 sektor, 11 sektor ada di wilayah pemondokan dan 1 sektor khusus di seputar Masjidil Haram.

Sebanyak 11 sektor yang terbagi di ring 1 (berjarak 2 km dari Masjidil Haram) dan ring 2 (sekitar 4 km dari Masjidil Haram) itu tersebar di Wilayah Mahbas Jin untuk sektor 1, sektor 2 di Wilayah Syisah, sektor tiga wilayah Aziziah Syamaliah, sektor 4 wilayah Aziziah Junubiah, dan sektor 5 wilayah Jumaizah, Mabdah dan Rei Zakhir.

Sedangkan 7 sektor lainnya, yang berada di wilayah Jumaizah, Sulaimaniah dan Jarwal adalah sektor 6 dan sektor 7 di wilayah Misfalah, sektor 8 di wilayah Bakhutmah, sektor 9 wilayah Nakasah, sektor 10 wilayah Hafair, dan sektor 11 di wilayah Jarwal.

http://www.surya.co.id/2010/10/17/sekamar-3-pria-arab-suster-haji-digerebek.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar