Mahluk ini sebenarnya cuma seonggok manusia,
yang terpinggirkan oleh keadaan.
termangu di persimpangan, kehilangan arah ketika
para dewa sang acuan hidup semakin tak kasat jati dirinya.
para dewa hanya dikenali dari baju dan kerisnya
jogetnya seperti cakil
barisannya bagai Baju Barat yg berarak dari pasetran
dan syahwatnya menandingi sang rahwana
para dewa tengah mabuk oleh racun dunia
sang penyarikan bersyair dalam kegalauan, catatan hari ini ditoreh dengan tinta hitam
sang Yamadipati berjalan gontai, saat tegakkan pedang pada kawan sendiri
sang guru, kian larut menebar syahwat di marcapada
sang kantong bolong, melampaui batas kemanusiaannya.
bertahta di negeri para dewa.
para dewa bernyanyi, menari, dan berjoget dengan gendul di tangan
sang petruk duduk di singgagasana, dengan gendul di tangan
saatnya gendul jadi pujaan semua mahluk...
Minggu, 08 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar